[Dosen Fikih Siyasah, Penulis "Konsep Baku
Khilafah Islamiyyah"]
Perlu dipahami benar bahwa mushthalah Khilafah
secara sharih disebutkan oleh hadits nabawi, dalam ilmu ushul fiqh, jelas ia
mengandung haqiqah syar'iyyah, sebagaimana ditegaskan para ulama Islam, Imam
al-Mawardi al-Syafi’i menegaskan:
الْإِمَامَةُ: مَوْضُوعَةٌ لِخِلَافَةِ النُّبُوَّةِ فِي
حِرَاسَةِ الدِّينِ وَسِيَاسَةِ الدُّنْيَا
"Al-Imâmah: pembahasan terkait khilâfat
al-nubuwwah (pengganti kenabian) dalam memelihara urusan Din ini dan mengatur
urusan dunia (dengannya)."[1]
Salah satu referensi otoritatif di bidang fikih,
Al-Mausû’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, menguraikan:
الخلافة وَهِيَ فِي الاِصْطِلاَحِ الشَّرْعِيِّ هِيَ رِئَاسَةٌ
عَامَّةٌ فِي الدِّينِ وَالدُّنْيَا نِيَابَةً عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Al-Khilafah: dalam pengertian syar’i, ia
adalah kepemimpinan umum dalam urusan Din dan dunia, penganti dari kepemimpinan
Nabi -shallallahu 'alayhi wa sallam-."[2]
Al-Qadhi Taqiyuddin al-Nabhani (w. 1397 H), ketika
menjelaskan makna syar’i khilafah secara mapan digali dari nas-nas syar’iyyah,
menuturkan:
الخلافة هي رئاسة عامة للمسلمين جميعا فى الدنيا لإقامة
الأحكام الشرع الإسلامي وحمل الدعوة الإسلامية إلى العالم
“Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh
kaum Muslim di dunia, untuk menegakkan hukum-hukum syari’at Islam dan mengemban
dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.”[3]
Diperjelas dengan adanya khabar tegaknya kembali
Khilafah di akhir zaman yang dikabarkan hadits nabawi dan ditegaskan oleh para
ulama mu'tabar, Rasulullah ﷺ bersabda:
«ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ
النُّبُوَّةِ»
“Kemudian akan tegak Khilafah di atas manhaj
kenabian.” (HR. Ahmad, Al-Bazzar)
Al-Imam al-Mulla Ali al-Qari (w. 1014 H) :
(على منهاج النبوة) أي: طريقتها الصورية
والمعنوية
“(Di atas manhaj kenabian) yakni metodenya baik
yang tersurat maupun tersirat”[4]
Dimana puncak kejayaan era kekhilafahan ini,
ditegaskan pula oleh al-Imam Ali al-Qari, terjadi pada masa Khalifah al-Mahdi,
dan Isa bin Maryam a.s.:
والمراد بها: زمن عيسى - عليه الصلاة والسلام - والمهدي رحمه
الله
"Dan yang dimaksud dengannya: zamannya Isa bin
Maryam a.s., dan al-Mahdi."[2]
Lalu, bagaimana dengan ISIS? Qultu: Kaidahnya
jelas: framing buruk atas ajaran Islam "al-Khilafah" dengan dalih
ISIS adalah potret argumentasi salah alamat, kejahatan ISIS bukanlah ukuran
untuk menilai perjuangan dan persiapan tegaknya era kekhilafahan ini, saya
lebih percaya kepada para a'immah (para imam kaum Muslim), daripada framing
sepihak mereka yang awam soal Khilafah, terlebih tidak kepada mereka yang
terpedaya doktrin-doktrin menyesatkan soal buruknya ajaran Khilafah.
Ikuti kajian berikutnya:
Website & Channel Telegram:
http://www.irfanabunaveed.net/
https://t.me/irfanabunaveedalatsari
https://t.me/tsaqafah_islamiyyah
والله المستعان
Catatan Kaki:
[1] Abu al-Hasan al-Mawardi, Al-Ahkâm
al-Sulthâniyyah, Kairo: Dâr al-Hadîts, t.t., juz I, hlm. 15
[2] Tim Ulama, Al-Mausû’ah al-Fiqhiyyah
al-Kuwaitiyyah, Kuwait: Dar al-Salasil, cet. II, 1427 H, juz VI, hlm. 196.
[2] Taqiyuddin bin Ibrahim al-Nabhani,
Al-Syakhshiyyah al-Islamiyyah, Beirut: Dar al-Ummah, juz II.
[3] Nuruddin al-Mulla ‘Ali al-Qari, Mirqât
al-Mafâtîh Syarh Misykât al-Mashâbîh, Beirut: Dâr al-Fikr, cet. I, 1422 H, juz
VIII, hlm. 337.
[2] Ibid.
Comments
Post a Comment