Pernyataan oknum yang menyifati masa kecil
baginda Rasulullah ﷺ dengan lusuh, kumuh, dekil
atau apapun istilahnya, jelas termasuk pernyataan yang kelewat batas, tak layak
dibicarakan dan dijadikan bahan lawakan, bahkan mengandung pelecehan! Dalam QS.
Al-Baqarah: 104 saja diharamkan ucapan para sahabat "râ'inâ" kepada Rasulullah
ﷺ
yang menyerupai plesetan mengandung penistaan kaum Yahudi: "ru'ûnah"
(koplok, bebal).

“Wahai orang-orang yang beriman janganlah
kalian mengatakan ”râ’inâ” akan tetapi katakanlah ”unzhurnâ” dan dengarkanlah,
dan bagi orang-orang kafir itu ’adzab yang amat pedih.” (QS. Al-Baqarah [2]: 104)
Bahkan saya tegaskan, kalau seandainya benar
sekalipun pun, maka tak semua hal yang benar layak dijadikan bahan goyonan,
lawakan dan candaan. Apalagi jika itu merupakan kedustaan dan mengandung
pelecehan!
Saya tanya, layakkah seorang santri
membicarakan masa kecil kyainya yang lusuh, kumuh dan dekil diikuti dengan
gelak tawa?!
Jika masa kecil Mbah Hasyim Asy'ari distigma
seperti itu, dijadikan bahan candaan, kira-kira layak tidak dibicarakan di
forum pengajian, apalagi pengajian yang mengulas biografi beliau? Apalagi
baginda al-Mushthafa Rasulullah ﷺ!
Seharusnya paham kaidah balaghiyyah:
لكل مقام مقال ولكل مقال
مقام
"Untuk setiap maqam itu ada maqalnya,
dan untuk setiap maqal itu ada maqamnya."
Itu jika benar, lalu bagaimana jika
didalamnya terkandung kedustaan?!
إن كنت ناقلا فالصحة
"Jika engkau menukil maka nukillah
dengan benar"
وإن كنت مدعيا فالدليل
"Jika engkau orang yang mendakwa, maka
hadirkanlah dalil buktinya"
Tak hanya melakukan desakralisasi khilafah,
ia pun melakukannya pada pribadi baginda Rasulullah ﷺ, maka hendaknya evaluasi diri, dan lebih jauh lagi menahan diri dari berbagai pernyataan yang menyudutkan Khilafah dan kelompok kaum Muslim lainnya, yang jelas-jelas menunjukkan intoleransi. Pernyataan-pernyataannya yang terkesan
kontroversi dan tak berbobot ilmu, seakan menunjukkan kaidah:
من تكلم في غير فنّه أتى بالعجائب
“Siapa saja yang berbicara dalam hal yang tak
dikuasainya, maka ia akan mendatangkan perkara-perkara kontroversial.”
Kaidah ini disebutkan oleh para ulama,
sebutlah al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani (w. 1379 H) dalam Fath al-Bârî
(III/584), Syaikh Muhammad Abdurrahman al-Mubarakfuri (w. 1353 H) dalam Tuhfat
al-Ahwadzi (I/24), Syaikh Muhammad Anwar Syah al-Kasymiri (w. 1353 H) dalam
Faidh al-Bârî (IV/39).
Jika ia mengaku hanya bercanda, mengundang
gelak tawa, maka peringatan hadits yang mulia ini cukup mengena!
«مَنِ
التَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ،
وَمَنِ التَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى
النَّاسِ، وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ»
"Siapa saja yang mencari keridhaan
manusia dengan (mendatangkan) kemurkaan Allah, maka Allah menyerahkannya kepada
manusia dan siapa saja yang membuat manusia marah semata-mata mencari keridhaan
Allah maka Allah mencukupkannya dari bantuan manusia." (HR. Al-Tirmidzi dalam Sunan-nya, dan Abu Nu’aim dalam al-Hilyah, Ahmad
dalam Al-Zuhd dari Aisyah r.a. Lafal al-Tirmidzi)
Kata "man" dalam ungkapan di atas
menunjukkan bahwa cakupan peringatannya bersifat umum, siapapun dia, apapun
profesi, jabatan dan gelarnya.
Kalau merasa diri kyai, seharusnya sadar
diri, ingat dengan pesan Imam Al-Hasan al-Bashri -radhiyallahu 'anhu-:
لا تكن ممن يجمع علم العلماء
وطرائف الحكماء ويجري في العمل مجرى السفهاء
“Janganlah engkau menjadi golongan orang yang
gemar mengumpulkan ilmu para ahli ilmu, kebajikan-kebajikan orang-orang bijak
(baca: ahli hadits wal atsar), namun ia beramal seperti amalan orang-orang
pandir.” (Abu Hamid al-Ghazali, Ihya' Ulum al-Din, Beirut: Dar al-Ma'rifah, juz
I, hlm. 59)
Kaum Muslim nyata membutuhkan institusi
Khilafah yang bisa menegakkan sanksi hukum Islam pada pelaku penistaan!
والله المستعان
PERNYATAAN SIKAP PARA HABA'IB
🔎 Sebut Nabi Rembes, Gus Muwafiq Ditegur Habib Abu Bakar Assegaf Pasuruan:
Link Youtube
🔎 Habib Bahar: Keagungan Al-Mushthafa Muhammad ﷺ:
Link Youtube
🔎 Habib Hanif Tak Terima Ucapan Gus Muwafiq
Link Youtube
Irfan Abu Naveed
🔎 Sebut Nabi Rembes, Gus Muwafiq Ditegur Habib Abu Bakar Assegaf Pasuruan:
Link Youtube
🔎 Habib Bahar: Keagungan Al-Mushthafa Muhammad ﷺ:
Link Youtube
🔎 Habib Hanif Tak Terima Ucapan Gus Muwafiq
Link Youtube
Irfan Abu Naveed
Min Muhibbi Rasulillah ﷺ
Comments
Post a Comment