


🗓 Sinopsis Buku
Khilafah merupakan institusi
agung yang diwariskan oleh Rasulullah. Ia bertahan selama berabad-abad lamanya.
Sepanjang kurun-kurun itu, kaum muslimin memahami benar apa itu Khilafah,
bagaimana prinsip-prinsipnya, apa saja struktur yang menjadi organisasi
penyelenggaranya, bagaimana politik dalam dan luar negerinya, tata cara menjaga
akuntabilitasnya, dan sebagainya. Namun semuanya perlahan tapi pasti surut dari
benak generasi demi generasi kaum muslimin seiring dengan runtuhnya Khilafah
terakhir. Jutaan kaum muslimin berangsur-angsur tertimpa hilang ingatan massal,
membuktikan kabar nabawi, dari Abu Umamah al-Bahili r.a., ia berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَتُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً، فَكُلَّمَا
انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا، فَأَوَّلُهُنَّ
نَقْضًا الْحُكْمُ، وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ»
“Ikatan-ikatan Islam akan terburai satu per satu, setiap
kali satu ikatan terburai orang-orang bergantungan pada ikatan selanjutnya.
Yang pertama kali terburai adalah al-hukm (kekuasaan/pemerintahan) dan yang
terakhir adalah shalat.” (HR. Ahmad, Ibn Hibban, al-Hakim)[1]
Hilang ingatan massal itu sampai pula tercetus riaknya dari salah seorang
cerdik-pandai di antara kaum muslimin di sebuah negeri tempat mayoritas pemeluk
agama langit terbesar ini berada, dengan menyatakan: “Tidak ada konsep baku
Khilafah”. Anak-cucu Khilafah yang masih menyimpan ingatan sejarah
dan yuridis tentang kewajiban mendirikannyya serta-merta bangkit. Sang
cerdik-pandai yang terlanjur mengumumkan tantangan perdebatan kepada siapa
saja, mendapat respon luar biasa. Buku ini adalah salah satunya.
Cikal-bakal buku ini
beredar di dunia maya tidak lama setelah
keriuhan itu terjadi. Denngan berbagai penyempurnaan, merujuk hampir 200
referensi, ia menjelma mmenjadi buku setebal 14 halaman romawi dan 393 halaman
isi. Buku setebal 2,5 cm ini terdiri atas 13 (tiga belas) bab, belum termasuk
Prolog (Diskursus Ketatanegaraan dalam Islaam) dan Epilog (Qashidah Penyongsong
Abad Khilafah). Buku ini istimewa karena sarat
dengan informasi berharga berupa ungkapan para ulama seputar tema
Khilafah. Berikut daftar isi buku dengan
berat sekitar 300 gram (yang oleh
begawan pencetus ide “tidak ada konsep
baku Khilafah” dikomentari sebagai buku
bagus bahkan sebelum ia sempat
membacanya) ini.
****************
🗓 Profil Tim Penyusun
Irfan Rhamdan Wijaya, M.Pd.I
(Irfan Abu Naveed): Master Pendidikan & Pemikiran Islam UIKA Bogor, aktif
menjadi dosen (fikih, manthiq, bahasa arab, dsb) dan mengasuh pengajian
tafsir-balaghah al-Qur’an & Hadits Nabawi di sejumlah majelis, serta menulis
buku-buku tsaqafiyyah dalam topik ruqyah, dakwah, LGBT, dan lainnya.
Yuana Ryan Tresna, M.Ag:
Master Ilmu Hadits UIN Bandung dan sedang menempuh program doktoral di kampus
yang sama. Talaqqi Ilmu Hadits di Pusat Kajian Hadis Jakarta dan Ponpes
Madinatul 'Ulum Bandung. Saat ini aktif sebagai Mudir Ma'had Darul Hadits
Khadimus Sunnah Bandung.
Silahkan dikoleksi sebelum kehabisan, bi fadhliLlahi Ta'ala, buku ini baru terbit sekitar sebulan, sudah mau dicetak ulang (jumlah terbatas).
[1] HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 22160), Syu’aib
al-Arna’uth mengomentari: “Sanadnya jayyid”; Ibn Hibban dalam Shahih-nya
(no. 6715); al-Hakim dalam al-Mustadrak, ia berkata: “Isnad hadits
ini seluruhnya shahih, meskipun al-Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya”; Al-Thabarani
dalam al-Mu’jam al-Kabir (no. 7486).
Comments
Post a Comment