
S
|
ebagian kaum sufaha' tampak kejang-kejang menyimak
do'a yang dipanjatkan Neno Warisman dalam Malam Munajat 212, saya tegaskan soal
redaksi yang digunakan dengan tuduhan "mengancam Allah", jelasnya
hanya dipersoalkan oleh orang-orang jahil atau tajahul (pura-pura jahil). Karena do'a tersebut kemungkinan besar diambil
sebagian redaksinya, dari terjemah do'a fenomenal berbahasa arab yang dipanjatkan
Rasulullah ﷺ dalam jihad Badar & Uhud, hal itu sebagaimana terekam dalam sejumlah riwayat shahihah, maka menghukuminya hendaknya
dikembalikan kepada kaidah-kaidah Islam dan kaidah-kaidah bahasa arab. Di buku
"Menyingkap Jin & Dukun Hitam Putih Indonesia" pernah saya
nukilkan riwayat tersebut:
**********
Apa yang
dilakukan Rasûlullâh ﷺ ketika perang
Badar? Beliau mempersiapkan para sahabat dengan baik, dan yakin setelah mereka
dipastikan berjihad dengan motivasi ruhiyah (al-quwwah al-rûhiyyah) dan
memahami jihad dalam Islam, Rasulullah ﷺ dan para mujahid badar pun memenuhi hukum sebab-akibat untuk
meraih kemenangan. Mereka bermusyawarah merumuskan strategi yang tepat, mempersiapkan
senjata dan mengenakan baju perang (semisal baju besi). Setelah itu beliau
banyak berdo’a kepada Allâh ‘Azza wa Jalla,
disamping tawakal pada-Nya. Nabi ﷺ bersabda ketika berada di Qubbah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَنْشُدُكَ عَهْدَكَ وَوَعْدَكَ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ
لَمْ تُعْبَدْ بَعْدَ الْيَوْمِ
“Ya Allâh,
sungguh aku benar-benar memohon kepada-Mu akan perjanjian dan janji-Mu. Ya Allâh,
jika Engkau menghendaki (kehancuran pasukan Islam ini) maka Engkau tidak akan
disembah lagi setelah hari ini.”
Maka Abu Bakar r.a. memegangi tangan Beliau
dan berkata, “Cukup wahai Rasûlullâh. Sungguh Tuan telah bersungguh-sungguh
meminta dengan terus-menerus kepada Rabb Tuan.”
Saat itu Beliau mengenakan baju besi lalu tampil sambil
bersabda:
سَيُهْزَمُ
الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ بَلْ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ
أَدْهَى وَأَمَرُّ
“Kesatuan musuh itu pasti akan diceriberaikan dan mereka
akan lari tunggang langgang. Akan tetapi sebenarnya hari qiyamat itulah hari
yang dijanjikan kepada mereka (siksaan) dan hari qiyamat itu lebih dahsyat dan
lebih pahit[1].” (HR. Al-Bukhârî)
Bi idznillâh!
Para mujahid badar yang berjumlah 300 jiwa lebih beberapa puluh orang, bisa menceraiberaikan,
menggempur dan mengalahkan sekitar 1.000 orang pasukan kafir Quraisy.
Begitu pula do’a beliau ﷺ ketika perang Uhud. Dari Tsabit dari Anas, bahwa Rasûlullâh ﷺ pernah berdoa saat terjadinya perang uhud:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ إِنْ تَشَأْ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ
“Ya Allâh, jika Engkau menghendaki (kemenangan atas orang
kafir dan mengalahkan pasukan Islam) niscaya Engkau tidak di sembah di muka
bumi.” (HR. Muslim)
**********
Catatan: Sisi yang saya soroti, lebih baik pihak yang
memanjatkan puisi dan do'a tersebut dari ikhwan, bukan akhwat. Kalau tak paham lebih baik diam, dunia hancur karena banyaknya ruwaibidhah bicara urusan agama, Allah al-Musta'an. []
📋 Irfan Abu Naveed Al-Atsari
Penulis buku-buku kajian balaghah al-Qur'an dan Hadits
Nabawi
Comments
Post a Comment