
Al-Imam
'Abdul Qadir al-Jaylani -rahimahullah- mengoreksi kebijakan penguasa (Khalifah)
terang-terangan di atas mimbar Masjid. Yakni mengoreksi kebijakan Khalifah
al-Muqtafi yang keliru karena mengamanahkan jabatan hakim peradilan kepada
orang yang lalu berbuat kezhaliman-kezhaliman. Beliau lalu menasihati dan
mengoreksi terang-terangan di atas mimbar di masjid ketika sang khalifah berada
di dalamnya dalam perkataan dan peringatan keras:
وليت على المسلمين
أظلم الظالمين وما جوابك غدًا عند رب العالمين
"Engkau
telah mengangkat seseorang untuk kaum muslimin yang paling zhalim di antara
orang-orang yang zhalim, lantas apa jawaban engkau esok hari (di Akhirat) di
sisi Rabb Alam Semesta ini?!"
Lalu
Sang Khalifah memecat hakim tersebut.
Lihat:
Dr. Ali Muhammad al-Shallabi, Al-'Âlim al-Kabîr wa al-Murabbi al-Syahîr
al-Syaikh ’Abd al-Qadir al-Jaylani, Kairo: Mu’assasat Iqra’, cet. I, 1428
H, hlm. 85.
Komentar Irfan Abu Naveed:
Apakah
ulama ahlus sunnah sekelas al-Imam 'Abdul Qadir al-Jaylani -rahimahullah-
lantas layak dihukumi sebagai khawarij?! Mari pahami ilmu mengenai manhaj
dengan benar, dari guru yang tepat dan adab berikhtilaf, agar lisan ini tak
mudah memvonis pihak lain yang tak sejalan sebagai khawarij karena membawa
persoalan furu' ke ranah manhaj ushul.
Di
sisi lain, poin di atas pun menunjukkan di antara uslub beliau memperbaiki
masyarakat dan penguasanya tak mencukupkan diri dengan do'a semata, atau hanya menuntut
ilmu dan tidak mendakwahi penguasa, melainkan aksi nyata dakwah dengan lisan
dan tulisan, bergerak di tengah-tengah umat. Allah al-Musta'an.
Silahkan
cek sendiri dalam kitabnya, download Kitab: Link Internet
Comments
Post a Comment