Tabligh Akbar "Bersihkan Jiwa dari Kesyirikan, Menjadikan Al-Qur'an Sebagai Solusi Fundamental dalam Persoalan Kehidupan"
![]() |
Publikasi |
![]() |
Irfan Abu Naveed & Host: Reza Abu Bilal |
![]() |
Irfan Abu Naveed & Tim Qary |
![]() |
Kajian |
![]() |
Peserta Ikhwan |
![]() |
Peserta Akhwat |
Bersihkan Jiwa dari Kesyirikan, Menjadikan Al-Qur’an
Sebagai Solusi Fundamental dalam Persoalan Kehidupan
Oleh: Irfan Abu Naveed
Di antara
tantangan yang dihadapi umat Islam kini adalah beragam kekufuran dan
penyimpangan dari ajaran Islam yang dikamuflasekan dalam wujud rupa kebaikan
sehingga menjadi tipu daya, dan kondisinya kian memperihatinkan ketika
syi’ar-syi’ar dari kekufuran dan penyimpangan tersebut dalam kehidupan yang
rusak di bawah naungan sistem Demokrasi, bisa tersiar di tengah-tengah kaum
muslimin. Itu semua, sebenarnya bagian dari visi misi Iblis dan bala
tentaranya, syaithan golongan jin dan manusia yang berjanji menghiasi keburukan
dengan wajah kebaikan dan menyesatkan manusia dari jalan kebenaran, sebagaimana
diinformasikan dalam ayat:
{قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي
لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ}
“Iblis berkata: "Ya Rabb-ku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya.”
(QS. Al-Hijr
[15]: 39)
Allah menginformasikan dalam ayat ini
bahwa Iblis mengungkapkan berbagai pernyataan visi misi jahatnya dengan
kata-kata yang diperkuat, yakni menggunakan lâm al-ibtidâ’ dan nûn
al-tawkîd al-tsaqîlah (لام
الابتداء ونون التوكيد), dalam
kata lauzayyinanna dan laughwiyanna. Fungsi penegasan-penegasan ini memberi arti sangat serius
dan menuntut keseriusan, dimana dalam ilmu balaghah dua bentuk penegasan ini
menafikan adanya keraguan dan pengingkaran atas kebenaran informasi di
dalamnya.[1] Artinya jelas mengandung ancaman yang nyata. Al-Hafizh
Ibn al-Jawzi –rahimahullâh- menegaskan: “Maka wajib bagi orang yang
berakal untuk mawas diri terhadap musuh yang satu ini (Iblis, syaithan-pen.)
yang telah menyatakan permusuhannya semenjak masa Adam a.s. dan ia
bersungguh-sungguh mengerahkan segenap waktunya, jiwanya untuk merusak Bani
Adam dan Allah telah memperingatkan kita darinya.”[2]
Frase lauzayyinanna yang diawali dengan dua penegasan
lâm al-ibtidâ’ dan nûn al-tawkîd al-tsaqîlah, bermakna
menampakkan keburukan dengan wajah kebaikan, karena kata kerja (زَيَّنَ), sebagaimana dijelaskan oleh Imam al-Raghib al-Ashfahani
(w. 502 H) bermakna jika menampakkan kebaikannya, baik dalam bentuk perbuatan
maupun perkataan[3], jika keburukan maka kebaikan yang ditampakkan tersebut
merupakan kedustaan yang bisa mengelabui mereka yang lalai. Dan ketika
kedustaan tersebut diyakini, maka jadilah ia khurafat yang berbahaya yang bisa
menjerumuskan seseorang kepada kekufuran, kesyirikan, padahal tidak ada
kezhaliman yang lebih besar daripada kesyirikan (lihat: QS. Luqmân [31]: 13).
Apa itu khurafat? Orang-orang arab jika mendengar
perkataan yang tidak ada asal-usulnya menyebutnya “حديث خرافة” (perkataan khurafat), dan konotasinya meluas hingga dikatakan
untuk perkara-perkara batil: khurâfât.[4] Ini sejalan dengan keterangan dalam
Kamus al-Shihâh, bahwa al-khurâfât merupakan perkara-perkara
batil (al-abâthîl) dan kedustaan (al-akâdzîb).[5] Menurut Imam al-Laits sebagaimana dinukil Imam al-Azhari
dalam Tahdzîb al-Lughah yakni:
الْخُرَافةُ: حَدِيث مُسْتَمْلَحٌ كَذِبٌ
A. Menelusuri Fakta Khurafat
Di
antara fakta-fakta khurafat tersebut di antaranya:
Khurafat
Secara Umum
·
Kisah
mistis tol Cipularang, jembatan Emen Subang, dan lain sebagainya.
·
Kisah Nyi
Roro Kidul di Pelabuhan Ratu.
·
Kasus pesugihan dengan tumbal janin.
·
Kasus rumah angker.
·
Pengobatan dukun cilik, seperti kasus Ponari dsb.
·
Jimat benda tajam dan tanaman tertentu bagi ibu dan
bayi yang diklaim penolak bala’.
Film
& Program Acara Televisi
·
Film Harry Potter (terbit hingga beberapa seri): film
ini mempromosikan ilmu sihir syaithani dengan cara yang luar biasa,
memutarbalikkan fakta tentang ilmu sihir. Banyak orang di
dunia ‘tersihir’ dengan film ini yang terinspirasi dari novel J.K Rowling. J.K Rowling sendiri dikenal sebagai sosok yang dekat
dengan mistisme, tempat asal-usulnya dan riwayat pendidikannya.
·
Film-film horor indonesia yang menggabungkan antara
khurafat dan pornografi. Film-film semisal Hantu Goyang Karawang, Tali Pocong Perawan, Casablanka, terbukti mengandung dua muatan yang kentara:
1.
Pertama, sisi erotis: seks (mengundang syahwat), dibumbui
adegan-adegan mesum.
2.
Kedua, sisi mistis: menyesatkan
akidah; digambarkan bahwa jin itu hebat, jin takut bawang putih dan jimat
dukun, jin yang menyerupakan wujud manusia tembus pandang dan tak bisa
disentuh, jin tahu masalah gaib[7], arwah ‘penasaran’ bisa bergentayangan, dan gambaran
menyesatkan lainnya.
·
Reality Show stasiun-stasiun TV swasta: acara Uka-Uka, Pemburu Hantu, Percaya
Nggak Percaya, Dunia Lain, Masih Dunia Lain, Uji Nyali, 2 Dunia, Scary
Job, Horor dan yang semisalnya yang menghadirkan orang-orang yang diklaim
mampu melihat jin, berinteraksi dengan jin, memasukkan jin ke dalam tubuh
mediator, menerawang, dan lain sebagainya; acara ini sangat rawan menyesatkan
akidah umat, tak mendidik umat untuk mengimani yang gaib sesuai syari’at.
Majalah
& Buku
·
Tabloid atau majalah yang mempromosikan dunia
mistik, klenik dan perdukunan di Indonesia, diantaranya Tabloid POSMO dan
majalah MISTERI yang dipenuhi cerita khurafat, tahayul. Diantaranya terdapat
rubrik yang mempromosikan para dukun dan paranormal lengkap dengan produk
perdukunannya.
·
Rubrik astrologi; zodiak yang berisi ramalan
bintang (tanjiim, ilmu ta’tsir). Rubrik bermasalah ini, hampir merata
mengisi majalah-majalah remaja secara massal.
·
Kitab Hiwâr ash-Shahâfy ma’a al-Jin al-Muslim
(edisi terjemah: Dialog dengan Jin Muslim), memuat dialog ganjil antara
wartawan timur tengah (M Isa Dawud) dan sosok jin yang mengaku jin muslim.
·
Buku-buku ilmu sihir.
Tradisi-Tradisi
Mistik
·
Ritual
pesugihan di antaranya di Gunung Kemukus-Sragen
(Jawa Tengah). Banyak
orang bertandang ke tempat ini khususnya malam Jum’at Pon dan malam 1 Syura’:
melakoni ritual ngalap berkah, dengan syarat-syarat tertentu semisal
bunga; kemenyan. Selain itu ritual ini pun dilengkapi tirakatan, slametan
dan ritual perzinaan sebanyak tujuh kali di tempat terbuka (di bawah pohon/di
pinggir waduk kedung ombo).
·
Ritual tahunan larung sesaji, salah satunya di
sebuah kota di Jawa setiap malam 1 Syura’, dimodifikasi Pemerintah Daerah
setempat untuk menarik wisatawan dengan menyelenggarakan Larung Risalah di pagi hari tanggal 1 Syura’.
Fakta-fakta
khurafat di atas termasuk hal-hal yang bisa merusak akidah seseorang, maka
memahami keburukan itu semua dengan sudut pandang Islam merupakan hal yang
sangat urgen. Imam
Abu Hamid al-Ghazali (w. 505 H) menegaskan bahwa (salah satu) pokok agama
adalah mencegah dari keburukan, mereka pun menyebutkan sya’ir:
عرفتُ الشرّ لا
للشرّ * لكن لتوقيه ومن لا يعرف
الشرّ * من الناس يقع فيه
“Aku mengetahui keburukan bukan untuk keburukan #
Melainkan untuk menghindarkan diri darinya.” “Dan barangsiapa tidak mengetahui
keburukan # Di antara manusia maka akan terjerumus ke dalamnya.”[8]
Dan hal itu terwujud
dengan menuntut ilmu dan bertanya kepada ahli ilmu.
B. Solusi Islam
Dan setelah Allah ’Azza wa Jalla menginformasikan visi
misi Iblis dan bala tentaranya untuk menyesatkan manusia dalam QS. Al-Hijr
[15]: 39 di atas, Allah
pun menginformasikan golongan hamba-hamba-Nya yang bisa selamat dari kejahatan
Iblis dan bala tentaranya. Allah pun berfirman:
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ {٤٠} قَالَ هَذَا صِرَاطٌ
عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ {٤١} إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا
مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ {٤٢}
“Kecuali
hamba-hamba-Mu yang ikhlash. Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang
lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada
kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu,
yaitu orang-orang yang sesat..” (QS. Al-Hijr
[15]: 40)
Ayat
di atas jelas mengandung pengecualiaan (istitsnaa’)[9],
yakni pengecualian dari kaum yang tersesat terjerat tipu daya Iblis dan bala
tentaranya. Yakni mereka yang ikhlash, menetapi jalan yang lurus dan
tidak mengikuti jalan kesesatan.
Bersambung...
Bersambung...
[1] Tim
Pakar, Al-Balâghah wa al-Naqd, Riyâdh: Jâmi’atul Imâm Muhammad bin Su’ud
al-Islâmiyyah, Cet. II, 1425 H, hlm. 38-39.
[2]
Al-Hafizh Ibn Al-Jawzi, Talbîs Iblîs, Dâr al-Wathan, jilid I, hlm.
203-204.
[3] Abu
al-Qasim al-Husain bin Muhammad al-Raghib al-Ashfahani, Al-Mufradaat fii
Ghariib al-Qur’aan, Ed: Shafwan Adnan, Damaskus: Daar al-Qalam, cet. I,
1412 H, hlm. 389.
[4] ‘Abdurrahman bin Abi Bakr Jalaluddin al-Suyuthi, Nawâhid al-Abkâr wa
Syawârid al-Afkâr (Hasyiyyah al-Syuyûthiy ‘alâ Tafsîr al-Baydhâwiy), KSA:
Jâmi’ah Umm al-Qurâ’, 1424 H, juz III, hlm. 343.
[5] Ibid.
[6] Muhammad bin Ahmad bin al-Azhari, Tahdzîb al-Lughah, Beirut: Dâr
Ihyâ al-Turâts al-‘Arabi, cet. I, 2001, juz VII, hlm. 151; Abu al-Hasan ‘Ali
bin Isma’il al-Mursi, Al-Mukhashshish, Beirut: Dâr Ihyâ’ al-Turâts
al-‘Arabiy, cet. I, 1417 H, juz IV, hlm. 5.
[8] Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali al-Thusi, Ihyâ’ ’Ulûm
al-Dîn, Beirut: Dâr al-Ma’rifah, juz I, hlm. 77; Prof. Dr. Muhammad ‘Ali
al-Shabuni, Rawâ’i al-Bayân: Tafsîr Âyât al-Ahkâm, juz. I, hlm. 76.
Disebutkan pula dalam redaksi yang hampir serupa oleh al-’Allamah Najmud Din
al-Ghazzi, Husn al-Tanabbuh Limâ Warada fî al-Tasyabbuh, Libanon: Dâr
al-Nawâdir, cet. I, 2011, juz V, hlm. 396.
[9] Abu Ja’far al-Nahhas al-Nahwi, I’raab al-Qur’aan, Beirut: Daar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet. I, 1421 , juz II, hlm. 240.
[9] Abu Ja’far al-Nahhas al-Nahwi, I’raab al-Qur’aan, Beirut: Daar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet. I, 1421 , juz II, hlm. 240.
Comments
Post a Comment