T
|
erdorong oleh
tautan yang disebarkan di grup WA, saya membuka sebuah tautan laman download
yang ternyata file pdf yang disebarkan sebuah blog, yang didapati menjiplak
sebagian nama surat dari al-Qur’an dan mengubah isinya dengan kandungan ajaran
kufur nan syirik trinitas.
Jika kita baca
sekilas saja kalimat-kalimat pada cuplikan gambar di atas, yang diklaim sebagai
surat al-Fâtihah, maka akan kita temukan banyak keganjilannya, baik secara
bahasa maupun ungkapan. Terlebih kebatilan isinya. Sesungguhnya kita tidak akan
menjadi golongan orang yang terpedaya oleh tipu daya Iblis dan bala tentaranya
dari golongan jin dan manusia.
Maha benar Allah 'Azza wa Jalla:
{إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ
وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ}
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr [15]: 9)
Jika ditelusuri, ayat di atas mengandung dua
bentuk penegasan pada tiga tempat:
Pertama, Kata inna. Imam Abu Ja'far al-Nahhas
al-Nahwi (w. 338 H) menjelaskan:
والأصل في إِنَّا إنّنا نَحْنُ في موضع نصب على
التوكيد بإنّ
"Dan asal dari kata innâ adalah innanâ
nahnu, yang berkedudukan nashb sebagai bentuk tawkid (penegasan) dengan kata
inna."[1]
Kedua, Kata lâm al-ibtidâ'. Imam Abu Ja'far
al-Nahhas al-Nahwi (w. 338 H) menegaskan bahwa lâm yang
kedua (لَحَافِظُونَ)
dalam ayat di atas merupakan lâm tawkid (yang mengandung penegasan).[2]
Bentuk penegasan ini,
semuanya menguatkan makna pembahasan ayat ini, yaitu penjagaan dan pemeliharan
atas al-Qur'an. Dalam tinjauan ilmu balaghah, keberadaan kata-kata
penegasan seperti ini berfaidah menafikan segala bentuk keraguan dan
pengingkaran.[3]
Al-Hafizh
Ibnu Jarir al-Thabari (w. 310 H) ketika menafsirkan ayat di atas menegaskan:
يقول تعالى ذكره: (إِنَّا نَحْنُ نزلْنَا
الذِّكْرَ) وهو القرآن (وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ) قال: وإنا للقرآن لحافظون من
أن يزاد فيه باطل مَّا ليس منه، أو ينقص منه ما هو منه من أحكامه وحدوده وفرائضه
"Allah Ta'âlâ berfirman:
(إِنَّا نَحْنُ نزلْنَا الذِّكْرَ) yakni al-Qur'an, (وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ) dan sesungguhnya Kami sungguh-sungguh
menjaga al-Qur'an dari penambahan berupa kebatilan di dalamnya dari apa-apa
yang bukan menjadi bagian darinya, atau pengurangan atas apa yang
menjadi bagian darinya baik berupa hukum-hukum, batasan-batasan dan berbagai
kefardhuan."[4]
[1] Abu Ja'far al-Nahhas Ahmad
bin Muhammad al-Nahwi, I'râb al-Qur'ân, Beirut: Dâr al-Kutub
al-'Ilmiyyah, cet. I, 1421 H, juz
II, hlm. 237.
[2] Ibid.
[3] Dalam ilmu balaghah disebut dengan istilah
al-khabar al-inkâriy karena keberadaan penegasan lebih dari satu. Lihat: Tim
Pakar, Al-Balâghah wa al-Naqd, Riyâdh: Jâmi’atul Imâm Muhammad bin Su’ud
al-Islâmiyyah, Cet. II, 1425 H, hlm. 38-39; Muhammad ’Ali al-Sarraj, Al-Lubâb
fî Qawâ’id al-Lughah al-’Arabiyyah wa Âlât al-Adab al-Nahw wa al-Sharf wa
al-Balâghah wa al-‘Arûdh wa al-Lughah wa al-Mitsl, Damaskus: Dâr al-Fikr,
cet. I, 1403 H/1983, hlm. 161.
[4] Muhammad bin Jarir Abu Ja’far al-Thabari, Jâmi’ al-Bayân
fî Ta’wîl al-Qur’ân, Beirut: Mu’assasatur Risâlah, cet. I,
1420 H, jilid XVII, hlm. 68.
Comments
Post a Comment