Skip to main content

Posts

Koreksi Atas Berbagai Syubhat Menyoal Khilafah [Bag. I]

_Kajian Tafsir & Balaghah_ *KOREKSI ATAS BERBAGAI SYUBHAT MENYOAL KHILAFAH* _Ngaji Ushul Fiqh, Balaghah & Tafsir Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah_ *UST. IRFAN ABU NAVEED, M.Pd.I* Host: Muammar Ali Ihsanudin, SE  
Recent posts

Menapaki Jejak Para Pejuang Islam | Kajian Di Madinah Kota Nabi ﷺ

  Silahkan simak dan ambil faidahnya:

Kajian Akhir Zaman: Peta Akhir Zaman Umat Islam

  Kajian Akhir Zaman

Dialog LGBT: Ilusi Kaum Liberal VS Solusi Kaum Intelektual

  Oleh: Irfan Abu Naveed [Penulis Buku LGBT: Ilusi Kaum Liberal VS Solusi Kaum Intelektual] 1.        Ust, LGBT itu sunnatullah atau penyimpangan? LGBT sebagai akronim dari Lesbian, Gay, Biseksual and Transgender, jelasnya termasuk disorientasi seksual. Al-Qur’an bahkan menggambarkan praktik liwâth (sodomi) yang dilakukan kaum gay atau biseksual sebagai perilaku melampaui batas: إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ {٨١} “ Sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada perempuan , bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Al-A’r â f [7]: 81) Kalimat ( بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ ) menunjukkan celaan atas perbuatan liwâth (sodomi homoseksual), yakni perbuatan melampaui batas atau dengan kata lain perbuatan zhalim yang menyalahi fitrahnya. Hingga dikabarkan bahwa Nabi Luth a.s. pun memohon pertolongan kepada Allah dari kerusakan kaumnya ini ( QS.

Menegakkan Islam Kâffah Bukti Mahabbah Pada Allah & Rasul-Nya

Irfan Abu Naveed (Dosen, Peneliti Balaghah al-Qur’an & Hadits Nabawi) Maha Suci Allah Ta’ala yang berfirman: قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ {٣١} “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ” (QS. Âli Imrân [3]: 31)           Ayat yang agung ini, mengajarkan setiap hamba cinta hakiki pada Allah ‘Azza wa Jalla, cinta yang tak sekedar hiasan lisan semata, namun cinta yang lahir dari keimanan pada-Nya. Cinta ( mahabbah ) inilah cinta yang beralamat dan berbuah ta’at. Mengingat c inta itu bersyarat dan alamatnya adalah ta’at, sebagaimana isyarat Allah dalam ayat yang agung ini: Dia mengawali pesan-Nya dengan kalimat syarat, ditandai keberadaan in syarthiyyah, yang menjadikan perbuatan ittibâ’ kepada Rasulullah ﷺ , sebagai bukti kecintaan kepada-Nya, di